Selasa, 12 Januari 2010

Jam Atom

Secara garis besar, kerja sama Galileo sama saja dengan kedua teknologi satelit navigasi militer yang sudah lebih dulu ada, yaitu GPS dan GLONAS (Rusia). Untuk menentukan sebuah posisi dibutuhkan lebih dari dua satelit (tiga atau empat agar lebih presisi). Dengan jangka waktu signal yang berjalan dari satelit dan kembali ke objek, maka satelit dapat mengetahui di mana objek tersebut berada. Kemudian mengirimkan data tersebut kepada user yang membutuhkannya. Ketepatan pengukuran sangat bergantung kepada pengatur waktu yang ada pada satelit. Pengatur waktu ini atau yang disebut jam tersebut haruslah sangat teliti dalam menghitung jarak agar lokasi yang diketahui juga dapat lebih tepat.

Atas alasan inilah, maka teknologi yang dimiliki oleh Galileo sangat fokus terhadap jam atom yang dimilikinya. Pada setiap satelit terdapat empat jam atom, dengan dua jenis berbeda. Yang pertama adalah Hydrogen Clock dan yang ke dua adalah Rubidium Clock.

Hydrogen Clock adalah jam atom primer yang akan digunakan oleh satelit berdimensi 2,7x1,1x1,2 meter ini. Setiap kali, sebuah satelit bekerja hanya akan ada satu jam atom saja yang digunakan. Bila jam hydrogen pertama rusak, maka jam rubidium pertama akan ambil alih. Sementara jam rubidium ambil alih, jam hydrogen yang kedua akan diaktifkan. Bila jam masser kedua aktif, maka ia akan mengambil alih jam rubidium pertama.

Nilai kestabilan pada kedua jam ini sangatlah tinggi. Jam atom rubidium hanya akan kehilangan tiga detik saja dalam jangka waktu tiga juta tahun. Sedangkan, jam atom hydrogen jauh lebih tinggi lagi nilai kestabilannya, yaitu hanya akan hilang satu detik saja dalam jangka waktu tiga juta tahun.

Ketepatan pengkuran jam atom pada Galileo memang sangat diperhitungkan dengan matang oleh para perancangnya. Karena satu saja kesalahan dilakukan oleh jam-jam tersebut dapat berakibat fatal pada penentuan lokasi.

Kadar Arsenik pada makanan berbahan baku beras

Punya artikel bagus dari chem-is-try.org yang bLm sempet diterbitin di mading, di posting aja dehh ... Semoga manfaat

Minuman-minuman khas Jepang yang berbahan baku beras telah menjadi bagian penting dalam diet sadar-kesehatan di Barat, seperti diet vegetarian dan diet makrobiotik. Akan tetapi, kadar arsenik anorganik toksik yang terkandung dalam jenis-jenis minuman ini sebetulnya dapat menimbulkan kekhawatiran kata Antonio Signes-Pastor di De Montfort University, Leicester, Inggris.

Kadar arsenik yang tinggi baru-baru ini telah ditemukan dalam makanan yang berbahan baku beras, papar Signes-Pastor. Sekarang, dia dan rekan-rekannya telah menemukan bahwa minuman seperti misos, sirup, dan amazake mengandung kadar arsenik yang juga signifikan. “Produk-produk asal beras yang kami teliti dikonsumsi oleh jutaan orang di Jepang secara reguler, dan semakin menjadi bagian penting dalam diet konsumen sadar-kesehatan di negara-negara Barat, papar Signes-Pastor. Akan tetapi, memasukkan tipe-tipe minuman ini dalam daftar diet bisa menambah sebanyak 23% kadar toleransi harian arsenik, kata dia.

“Walaupun secara tersendiri kadar ini kelihatannya tidak terlalu mengkhawatirkan, namun bagi orang yang sebelumnya telah mendapatkan kadar arsenik yang tinggi dari beras dan produk-produk berbasis rumput-laut kadar ini bisa berarti telah melebihi kadar toleransi harian maksimum,” papar David Polya, yang meneliti efek arsenik dalam air tanah di University of Manchester, UK.

Signes-Pastor menjelaskan bahwa produk-produk serupa yang berasal dari jelai (barley) atau millet mengandung kadar arsenik yang lebih rendah dan bisa digunakank sebagai alternatif bagi minuman-minuman yang berbahan baku beras. Ini khususnya penting bagi orang-orang yang sebelumnya telah memakan banyak produk beras dan rumput laut, tambahnya.

Polya menambahkan bahwa penelitian ini memberikan implikasi yang jelas bahwa regulasi untuk arsenik anorganik dalam bahan pangan dan minuman non-air harus diuji ulang. Dia menganjurkan bahwa penyusunan peraturan yang lebih konsisten untuk arsenik pada bahan pangan dan minuman non-air bisa menghasilkan pengurangan kejadian penyakit yang terkait arsenik seperti berbagai penyakit kanker.”

Adapted from: chemistry world

More Info about Plastic

Guys … Tau plastic kan? Yuph bahan yang sering kita gunakan dalam kehidupan kita. Liat aja sejauh mata memandang disitu kita temukan hampir setiap bahan terbuat dari plastik, atau bahasa kimianya ya polimer, ngerti tho?? Nah plastik ini merupakan polimer sintetik alias polimer buatan aliasnya lagi polimer handmade-nya manusia. Nah lho...dengan adanya plastic ini kita jadi mendapat kemudahan. Example aja..kos kita di gejayan, pengen beli bakso, tapi mau dimakan di rmh aja. Apa kita perlu bawa rantang buat bawa bakso sampe ke kos. Pastinya pake plastik dunk. Gak itu aja, mayoritas tempat kosmetik juga terbuat dari plastic lho. Dari beberapa sumber nih, Plastik dibuat dengan cara polimerisasi yaitu menyusun dan membentuksecara sambung menyambung bahan-bahan dasar plastik yang disebut monomer. Misalnya, plastik jenis PVC (Polivinil Chlorida), sesungguhnya adalah monomer dari vinil klorida. Disamping bahan dasar berupa monomer, di dalam plastik juga terdapat bahan non plastik yang disebut aditif yang diperlukan untuk memperbaiki sifat-sifat plastik itu sendiri. Bahan aditif tersebut berupa zat-zat dengan berat molekul rendah, yang dapat berfungsi sebagai pewarna, antioksidan, penyerap sinar ultraviolet, anti lekat, dan masih banyak lagi. Nah, yang perlu kita garis bawahi nih, kemasan atau wadah plastik menyimpan kelemahan, yaitu kemungkinan terjadinya migrasi atau berpindahnya zat-zat monomer dari bahan plastik ke dalam makanan, terutama jika makanan tersebut tak cocok dengan kemasan atau wadah penyimpannya. Waduh gazwat tuh. Trus apa donk yang menyebabkan migrasi monomer? Jadi migrasi monomer dipengaruhi oleh suhu makanan dan proses pengolahannya. Semakin tinggi suhu, semakin banyak makanan yang dapat bermigrasi ke dalam makanan. Demikian pula dengan lamanya makanan tersebut disimpan. Karena, semakin lama kontak antara makanan tersebut dengan kemasan plastik, maka jumlah monomer yang bermigrasi dapat makin tinggi jumlahnya. Hal lain yang membuat plastik berbahaya dalam penggunaannya itu karena adanya zat aditif atau juga plasticizer (pelembut). Seperti PCB (bifenil poliklorin) yang digunakan dalam industri pengepakan dan pemrosesan makanan. Namun, bahan plasticizer jenih ini udah dilarang karena dapat menimbulkan kematian jaringan dan kanker. Selain itu pada pembakaran plastik juga akan memberikan kontribusi terjadinya dioxin bagi lingkungan.bisa menyebabkan kanker, terutama kanker payudara bagi wanita. Dioxin dianggap sangat berbahaya bagi sel-sel di tubuh manusia. Karenanya jangan pernah membekukan botol plastik berisi air karena hal itu akan menyebabkan terlepasnya Dioxin yang kemudian akan larut di dalam air minum.Makanya pren ati-ati kalo menggunakan produk plastic.Oukay??