Rabu, 23 Desember 2009

Reaksi Kimia dalam Kembang Api

Waktu presentasi Kimia Anorganik II beberapa minggu yang lalu, saya berharap bgt ada yang nanyain soal ini, krn saya merasa Insya Allah bs jawab dengan baik dan dengan harapan dapat nilai yang bagus jg. Tapi ternyata ga ada yang nanya soal ini (jeng jeng)! Malah pertanyaan yang ga diduga yang kluar. Huhh... Nasiiibbbb ...
Anyway, daripada hilang ga berbekas, lebih baik saya tuangin aja di blog ini. Smoga ada yang baca dan bermanfaat buat saya dan yang baca. Heee...
Hal yang diomongin di atas itu soal kembang api. Tau donk kembang api?? Buat yang ga tau, nanti malam tahun baru keluar yaa, trus kalau ada bunyi - bunyi pas jam 00.00 datengin deh. Nah, yang berwarna - warni di langit itu yang namanya kembang api.Kira - kira wujudnya seperti ini :


Well, kita semua tau kalau dalam ledakan kembang api itu terjadi reaksi kimia. Ketika sebuah aotm dilemparkan ke dalam suatu nyala api, maka atom tersebut dapat menyerap sebagian energi dari nyala api tersebut dengan membuat elektron - elektronnya bergerak lebih cepat. Namun sebenarnya elektron - elektron ini ingin kembali ke keadaan ground statenya, dengan cara termudahnya adalah dengan melepaskan energi berlebih tersebut dalam bentuk semburan cahaya. Sekarang kalau kita bayangkan ada banyak atom yang dilemparkan ke dalam nyala api, maka semburan cahaya yang ditimbulkan dari elektron yang serentak melepaskan energi berlebihnya untuk kembali ke keadaan ground state akan menimbulkan nyala yang terang. Kurang lebih seperti itulah reaksi yang terjadi pada nyala kembang api.

Pertanyaan yang selanjutnya muncul adalah kenapa warna dari cahaya yang di timbulkan kembang api bisa berbeda - beda ? Nah, setiap atom atau molekul memiliki seperangkat energi elektron yang unik, jadi tiap jenis atom atau molekul dalam nyala api akan mengambil dan melemparkan kembali jumlah energi yang unik juga. Inilah sebabnya atom dan molekul berbeda akan menancarkan panjang gelombang atau warna cahaya yang berbeda (dalam kimia, biasanya disebut spektrum emisi).

Atom yang biasa memunculkan warna ungu adalah rubidium, warna merah keunguan adalah stronsium, kalsium untuk warna merah kekuningan, lithium untuk membuat warna kuning hijau terang. Hijau didapat dari barium, tembaga untuk membuat warna hijau zamrud, telurium untuk membuat warna hijau rumput, thalium untuk membuat warna hijau kebiruan, seng untuk membuat hijau keputihan. Biru didapat dari tembaga (paling sering dipakai) untuk membuat warna azure (biru langit cerah), arsenikum untuk membuat warna biru muda, timbal untuk membuat warna biru muda, selium juga digunakan untuk membuat warna biru muda. Ungu didapat dari cesium untuk membuat warna ungu kebiruan, kalium untuk membuat warna ungu kemerahan.

Selasa, 22 Desember 2009

Kok Asin ?

Saya rasa hampir 90% warga dunia seneng bgt melihat laut. Termasuk saya, manusia yg ga ada bosannya main ke pantai hanya sekedar untuk menikmati indahnya deburan ombak atau sekedar narsis dengan background yg ga bisa ditemukan di tempat lain selain _ya iyalah_ di pantai. Tapi saya rasa ga semua orang yang suka dengan pemandangan laut pernah berfikir, mencari tahu atau sekedar bertanya, kenapa air laut asin? Termasuk saya _lagi_ baru kepikiran waktu dosen kimia anorganik II saya, Bpk Prof.AK.Prodjosantoso,Ph.D memunculkan pertanyaan itu di suatu kesempatan kuliah. Baru dehh ngerti setelah tanya - tanya teman2 yang kompeten dan baca blog teman2 yang udah punya jawabannya.

Well, ternyata air laut itu asin karena laut merupakan muara dari semua sungai - sungai yang mengalir di permukaan bumi ini. (Trus hubungannya apa sama rasa asin?) Nih ya, Inget kan, guru IPA waktu SD pernah ngajarin tentang sifat- sifat air. Salah satu diantaranya, air mengalir dari tempat tertinggi ke tempat yang lebih rendah. Nah, tempat paling rendahnya itu yang kita sebut laut. Air sungai - sungai yang mengalir menuju laut ini membawa banyak kation yang setelah sampai di laut nanti akan bereaksi dengan anion, spt khlor yang selanjutnya membentuk garam - garam yang rasanya _tau kan_ asin. Then, karena air laut terus mengalami penguapan oleh sinar matahari, maka perbandngan antara air laut dan garam - garamnya akan hampir selalu tetap diimbangi dengan air sungai yang senantiasa mengalir ke laut. Jadi, kalau dari sekian banyak air sungai yang mengandung banyak kation semuanya bermuara di laut, kebayang kan garam yang terbentuk sebanyak apa. So, walaupun air laut itu buanyaaakkk bgt, air laut akan tetep asin. Perbandingan antara kandungan garam dalam air laut dapat dianalogikan dengan saat kita menambahkan satu sendok garam ke dalam satu gelas air tawar. FYI, air laut memiliki kadar garam 3,5%, yang berarti dalam tiap 1 liter air terdapat 35 gram garam.
Dari penjelasan di atas, dapat kita ambil jawaban juga kenapa air sungai ga asin? Karena garam - garam yang terkandung di dalam air sungai kan ga banyak, jadi ga asin.